MAKALAH MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
yang Maha Esa. Karena berkat rahmat,hidayahnya, saya mampu
menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Pendidikan Ilmu Sosial dan BudayaDasar.Sebagai
makhluk individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang
membentuk suatu kehidupan masyarakat, Manusia merupakan kumpulan
dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap
individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut. Untuk itu,
perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi
inspirasi bagi para pembaca.Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena
masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan
teknik penulisannya. Olehsebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini
bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Depok, 1 Oktober 2015
Penulis
Reyhansyah Prawira
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1.
Rumusan Masalah .......................................................................................... 2.
Tujuan ............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
Pengertian Manusia...........................................................2
Pengertian Manusia Menurut Para
Ahli.............................2
BAB III PEMBAHASAN
Manusia Sebagai Makhluk
Individu..................................... 3
Manusia Sebagai Makhluk
Sosial……………………………………………………
3
Interaksi
Sosial dan Sosialisasi........................................................................... 5
Pegembangan Manusia Sebagai
Makhluk Individu dan Sosial ….………... 7
BAB
IV PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia adalah
sebagai makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya.
Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin
merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya
masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha
untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin
menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa
dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain.
Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya
bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling
ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas,
manusiasebagaimakhlukindividudanmakhluksosial memiliki fungsi masing-masing
dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk individu
manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau
masyarakat dan sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan
masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang,
maka setiap individu harus mengetahui dari peranannya masing-masing
tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semoga dengan adanya
makalah ini dapat menginspirasi pembaca.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan
masalahsebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2.
Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah
ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial;
2. Interaksi sosial dan sosialisasi
dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;
3. Pegembangan Manusia Sebagai
Makhluk Individu dan Sosial.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manusia
Pengertian Manusia
adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu
manusia senantiasa membutuhkan interaksidengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi
Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu
yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan
bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi
secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di
anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna
individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok..
2.1.1 Pengertian Manusia
Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
Menurut NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
bahwa:
“Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal.
Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani
dan rohani merupakan satu barang”
Menurut ABINENO J. I bahwa:
“Manusia adalah "tubuh yang
berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam
tubuh yang fana"”
Menurut UPANISADS:
“Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur
roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik”
Menurut SOKRATES bahwa:
“Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua
yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar”
Menurut PAULA J. C & JANET W. K:
“Manusia adalah mahluk terbuka, bebas
memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi
dengan berbagai kemungkinan”
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah
satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi
individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu
berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan.Individualitas
manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh berkembang sebagai sosok
pribadi yang khas atau berbeda dengan lain. Manusia secara
perseorangan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia
individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai
individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur
fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor
fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak
lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau
seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah
lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik
seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi
sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih
besar.
Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling
berinteraksi terus-menerus.
Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai
peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia.
Seringkali pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang
khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun
setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah
lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam
menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga
bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya
individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu
yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari indvidu untuk
menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga
didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.
3.2 Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Dimulai sejak lahir .Menurut kodratnya,
Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir
akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan
dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi
kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu :
1. Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari
orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan
orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di
tengah-tengah manusia.
Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis
besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari
tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana
manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang
berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang
tinggi untuk berhubungan dengan orang lain kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk
membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan
interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah
interaksi yang harmonis.
3.3 Interaksi Sosial dan Sosialisasi
3.3.1
Interaksi Sosial
Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah
hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan
masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling
pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan
yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu,
interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan,
saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam
itu merupakan bentuk- bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.
2. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu
menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain
tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh
pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada
umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam
hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa
imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti
seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang
lain di luarnya.
3. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk
menjadi identi (sama) dengan orang
lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.
1. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu
terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas
dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada
proses identifikasi.
3.3.2 Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial.
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari
interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa
interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan
serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut
mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi
sosial, yaitu:
1. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus
yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
2. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi
“contravention” dan pertentangan pertikain.
Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
1. Bentuk Interaksi Asosiatif
Kerja sama (cooperation).
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya
dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk
kerja sama, yaitu:
- Bargainng, pelaksanaan
perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai
salah satu carta untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas
organisasi yang bersangkutan.
- Coalition, kombinasi
antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
- Akomodasi (accomodation)
Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya :
- Coertion, yaitu suatu
bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
- Compromise, suatu bentuk
akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi
tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang
ada.
- Arbiration, suatu cara
untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup
untuk mencapainya sendiri.
- Meditation, hampir
menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan
yang ada.
- Conciliation, suatu usaha
untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya
suatu tujuan bersama.
- Stelemate, merupakan
suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentinganmempunyai yang
seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
- Toleransi
- Adjudication¸ yaitu
perselisihan atau perkara di pengadilan.
- Displesment, mengakhiri
pertentangan dengan mengalihkan perhatian
- Konversi
Asimiliasi , proses social untuk mengurangi perbedaan yang ada.
Akulturasi, proses social terjadi kerjasama sehingga menimbulkan sebuah
kebudayaan yang sama
2. Bentuk Interaksi Disosiatif.
Persaingan (competition).
Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau
kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya
dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
mempergunakan kekerasan.
Kontraversi (contaversion).
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan
pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap
kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi
pertentangan atau pertikaian.
Contohnya : tidak pecaya, saling memfitnah, terror,
3). Pertentangan (conflict).
Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok
sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain
disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara
lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial,
dan pertentangan politik.
3.3.3
Sosialisasi.
Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana
seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert
Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972).
Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi
dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage,
game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai
belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang
harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang
lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang
dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam
masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu
berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami
peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui
interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan
orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap
pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain
terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain
oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai
perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain
terhadapnya itu.
Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs
(1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok
bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
3.3.4
Bentuk dan Pola Sosialisasi
Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup
manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses
sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang
hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Pola-pola Sosialisasi
Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang
menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori
yabg merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku
baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.
Masyarakat dan Komunitas
Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn
antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan
tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam
waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah
terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri,
memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya
kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
Masyarakat Setempat (community)
Masyarakat setempat menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal
disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor
utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara
anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas
wilayahnya.
Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang
berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan
adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain
diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan
pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat
mereka perhatikan.
Masyarakat Multikultural
Perlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk
mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang
berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.
Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu
(banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu
berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu,
konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti
dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama
sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa
ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan,
multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu
mereka adalah sama diruang publik.
Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara dan Kehidupan Global Problematika yang muncul dari keragaman yaitu
munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat
disimpulkan adanya lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama
proses itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan
berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing. Realitas
keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan
gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai
kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua
perbedaan dalam keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan,
dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan
seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam.
3.4 Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan
Sosial
1. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi
atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari
kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran
diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect,
self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan
pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi
dasar bagi self-realisation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan
merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo
sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku
bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan
potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia
seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan
waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan
dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan
memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya
secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan
berkembang jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat
menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui
pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya
dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan
kualitas hidup manusia itu sendiri.
2. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia
memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah
satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal
ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif
maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian
yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah
saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada
orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia
memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa
emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila
manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan
kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang
dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat
yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya
dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka
ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah
terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal
tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi
pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping
manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup
bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu,
ia mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari
apa yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi
seseorang. Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan
menghindar dari segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat
membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.
Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak
milik atas sesuatu benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan
lain-lainnya. Hak itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun
merasa bahwa dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia
mempunyai rasa aku. Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak sendiri,
terlepas dari pengaruh orang lain. Hidup sebagai makhluk individu semata-mata
tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk sosial. Manusia hanya dapat dengan
sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup
bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan
adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan
sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat berkembang
dengan wajar dan sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal,
manusia memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini
tidak hanya bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk
kebutuhan rohani. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga
diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya
bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia,
sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun
yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru dapat
disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam
kesendiriannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Bouman. 1976. SOSIOLOGI (Pengertian-Pengertian Dan Masalah-Masalah).
Jakarta : Yayasan Kanisius
Daldjoeni, N. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mahasiswa
IKIP (FKIP) dan Guru Sekolah Lanjutan. Bandung : PT. Alumni
Darmayah.dkk.1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essei). Surabaya : Usaha
Offset Priting.
Diknas .2003. Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata Kuliah Berkehidupan
Bermasyarakat Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta :
Diknas
Ahmadi, A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Bouman. 1976. SOSIOLOGI (Pengertian-Pengertian Dan Masalah-Masalah).
Jakarta : Yayasan Kanisius
Daldjoeni, N. 1997. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Mahasiswa
IKIP (FKIP) dan Guru Sekolah Lanjutan. Bandung : PT. Alumni
Darmayah.dkk.1986. Ilmu Sosial Dasar (Kumpulan Essei). Surabaya : Usaha
Offset Priting.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip